Wahai wajah yang selalu menemani tidur malamku,
mengapa percik darah di dadamu tidak pernah merendah?
Bila kututup mataku pada detik ini,
tahukah kau hanya senyummu yang bersemayam disana,
tahukah kau hanya tatapanmu yang terlihat disana,
tahukah kau hanya deru nafasmu yang terpeta disana?
Dikau pemilik cinta yang kuagungkan atas nama Tuhan,
titik demi titik garis hidupku adalah demimu dan raga kita,
rentang tangan yang kubentangkan adalah batas kepalku,
selebihnya adalah untukmu,
bila itu belum cukup,
masih tersedia dunia lain yang kutabur di benih alam cintaku.
Lihatlah bunga mawar di telinga kananmu,
setiap saat merekah,
adalah langkahku menggandeng tanganmu dalam pelukku,
itu simpul cintaku dalam kepayahanku mengurai rambutmu
Lihatlah kalung melati di lehermu,
tanda perjanjian hatiku,
adalah debar jantungku sepanjang umurku,
dalam tetes air mata yang kujatuhkan untuk menatapmu,
karena kesenduan jiwaku yang menunggu kesetiaanmu,
Duhai wajah yang selalu menemani malam hariku,
yakinlah,
cinta itu hanya untukmu,
hanya untukmu .....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar